Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri, Kebudayaan, Kepercayaan, Kehidupan, Peninggalan

Zaman paleolitikum merupakan salah satu bagian dari zaman prasejarah yang banyak memberi pelajaran mengenai kehidupan manusia purba. Pada masa ini ada cukup banyak hal yang terjadi pada manusia purba, terutama soal kebudayaanya dan peralatan yang digunakan.

Pengertian Zaman Paleolitikum

Zaman paleolitikum atau biasa disebut sebagai zaman batu tua merupakan suatu masa yang terjadi sebelum manusia mengenal aksara (zaman praaksara). Zaman ini diperkiran berlangsung ketika zaman es mulai berakhir atau tepatnya sekirat 50.000 sampai 10.000 tahun Sebelum Masehi.

Adapun istilah zaman batu tua, merupakan sebutan yang diberikan oleh para ahli, karena pada masa ini manusia purba mulai menggunakan berbagai alat-alat yang berbahan dasar batu alami, baik dalam bentuk yang masih kasar ataupun sudah diasah.

Zaman paleolitikum sendiri dapat dibagi menjadi tiga masa yaitu:

1. Zaman Paleolitikum Tua

Zaman paleolitikum tua merupakan periode pertama dari zaman paleolitikum. Periode ini merupakan awal manusia purba mengenal kebudayaan dan mulai membuat peralatan dari batu.

Mereka biasa membenturkan batu pada batu lain untuk memecahkannya dan menghasilkan tekstur yang tajam. Secara umum peralatan manusia purba pada masa ini masih sangat kasar dan alami.

2. Zaman Paleolitikum Madya

Zaman paleolitikum madya merupakan periode setelah zaman paleolitikum tua. pada periode ini, kebudayaan yang dikenal manusia purba telah berkembang menjadi kepercayaan.

Hal tersebut diketahui setelah menemukan berbagai artefak di situs Mousterian yang menunjukkan adanya pemuajaan terhadap binatang kala itu.

3. Zaman Paleolitikum Muda

Zaman paleolitikum muda merupakan periode ketiga atau terakhir dari zaman paleolitikum. Pada masa ini manusia purba mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Peralatan batu yang dihasilkan sudah jauh lebih halus setelah diasah. Mereka juga membuat tombak, pisau, dan panah. Kegiatan ekspansi untuk menduduki wilayah lain juga mulai dilakukan.

Ciri Ciri Zaman Paleolitikum

Ada cukup banyak ciri ciri dari zaman paleolitikum yang dapat diketahui melalui berbagai peninggalan benda-benda yang diperkirakan ada di masa tersebut. Beberapa ciri ciri zaman paleolitikum yang membedakannya dengan zaman lain.

1. Pola Kehidupan

Pada zaman ini manusia purba hidup secara berpindah-pindah atau nomaden. Hal dikarenakan pada waktu tersebut manusia belum mempunyai tempat tinggal yang tetap dalam hal ini rumah.

Mereka hanya hidup berpindah dengan menghuni gua, padang rumput, dan tempat-tempat yang dekat dari sumber air (sungai, laut, dan sebagainya). Hidup di dekat sumber air menjadi pilihan manusia purba, karena air merupakan sumber kehidupan utama yang dibutuhkan untuk minum dan mencari makanan.

Selain itu berada di dekat wilayah perairan juga dapat memudahkan mereka untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hal ini adalah transportasi.

2. Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan manusia purba pada zaman paleolitikum adalah alat-alat sederhana yang terbuat dari batu. Peralatan tersebut juga masih mempunyai tekstur yang kasar.

Beberapa diantaranya adalah kapak genggam yang digunakan untuk menggali, memotong, dan juga menguliti binatang.

3. Makanan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa manusia purba yang hidup pada zaman paleolitikum masih sangat bergantung dengan alam sekitar dengan mencari tempat tinggal yang memungkinkan mencari makan. Artinya mereka masih menerapkan sistem food gathering dan belum mengenal food producing.

Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum

Manusia pendukung zaman paleolitikum dapat diketahui melalui adanya fosil-fosil manusia purba yang berhasil ditemukan. Fosil tersebut diperkirakan telah berusia lebih dari satu juta tahun yang lalu.

Ada tiga jenis manusia yang menjadi pendukung zaman paleolitikum yaitu Homo wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo sapiens.

Kebudayaan Zaman Paleolitikum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog, dikemukan bahwa kebudayaan pada zaman tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

1. Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan ditandai dengan penemuan benda peninggalan zaman paleolitikum berupa kapak genggam. Penemuan ini adalah yang pertama kali dan ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1935 tepatnya di wilayah Pacitan.

Maka dari itulah salah satu kebudayaan zaman paleolitikum disebut sebagai kebudayaan Pacitan. Kondisi kapak genggam ataupun peralatan lain pada kebudayaan ini sangatlah sederhana dan masih kasar.

Kapak yang digunakan juga biasa disebut sebagai kapak penetak. Adapun wilayah yang menjadi tempat penemuan kapak genggam tidak hanya di Pacitan saja, tetapi juga di Lahat, Sukabumi, Gombang, dan Progo.

2. Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan selanjutnya adalah kebudayaan Ngandong yang ditandai dengan penemuan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang.

Ada juga alat untuk menusuk yang berbahan dasar tanduk rusa, flakes, dan juga ditemukannya ujung tombak bergigi di Wilayah Ngandong dan Sidoarjo.

Pada masa kebudayaan ini ada bahan baku peralatan yang digunakan sudah sangat bervariasi. Beberapa telah disebutkan sebelumnya, sementara ada juga yang berbahan dasar bebatuan.

Diketahui alat yang terbuat dari batu ini mempunyai ukuran kecil yang tampak sangat indah dan biasa ditemukan di sekitar Sangiran. Peralatan dari batu yang indah itu kemudian dikenal dengan sebutan serbih pilah.

Salah satu penemuan menarik dari kebudayaan Ngandong adalah lukisan telapak tangan yang berwarna merah dengan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua tepatnya di Gua Leang Pattae, Provinsi Sulawesi Selatan.

Corak Kehidupan Zaman Paleolitikum

Corak kehidupan zaman paleolitikum cukup jelas, karena beberapa sudah dijelaskan sebelumnya. Zaman ini juga biasa disebut sebagai masa berburu dan meramu tingkat awal yang berlangsung pada zaman pleistosen.

Manusia purba pada masa ini menggantungkan hidup sepenuhnya kepada alam. Oleh sebab itu mereka selalu berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mencari makanan.

Wilayah yang mempunyai persediaan makanan akan menjadi pilihan mereka untuk tinggal. Lalu ketika pasokan makanan di wilayah tersebut sudah habis, mereka akan berpindah kembali untuk mencari wilayah lain.

Pola hidup inilah yang dikenal dengan sebutan nomaden. Mereka biasanya tinggal di dalam gua yang dekat dengan sumber makanan dalam kelompok kecil.

Untuk memudahkan aktivitas, mereka membuat berbagai peralatan sederhana yang umumnya terbuat dari batu, tulang, dan tanduk.

Kehidupan Sosial Zaman Paleolitikum

Seperti telah disebutkan bahwa manusia purba pada zaman paleolitikum masih hidup dengan cara bergantung kepada alam atau food gathering. Dengan begitu mereka hidup secara nomaden dan mengupayakan berbagai cara sederhana untuk memperoleh makanan.

Salah satu pola kehidupan manusia purba pada masa ini yaitu dengan membentuk kelompok kecil untuk berburu. Adapun jumlah kelompok tersebut biasanya sekitar 20 hingga 30 orang.

Dengan adanya kelompok, manusia purba mulai mengenal tentang sistem pembagian tugas sesuai dengan keahlian dan kriteria tertentu.

Para laki-laki dalam kelompok tersebut bertugas untuk berburu. Hasil dari perburuan itu akan dibagi bersama-sama secara adil. Biasanya manusia purba akan membuat lubang jebakan atau menggiring binatang buruan ke areal jurang.

Sementara itu anggota perempuan mempunyai tugas yang berbeda. Perempuan dalam kelompok ditugaskan untuk mengumpulkan makanan seperti buah-buahan dan meramu makanan tersebut di gua. Di samping itu mereka juga bertugas untuk menjaga dan merawat anak-anak.

Hal itulah yang membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi sangat erat pada zaman paleolitikum. Kelompok-kelompok kecil yang dibentuk juga akan berusaha untuk saling melindungi antar anggota apabila ada serangan binatang buas ataupun berbagai bentuk serangan lain yang mengancam.

Kepercayaan Pada Zaman Paleolitikum

Seiring berjalannya waktu, kebudayaan yang dikenal oleh manusia purba pada zaman paleolitikum perlahan membawa warna baru untuk kehidupan mereka.

Salah satunya adalah lahirnya sistem kepercayaan yang dianut oleh manusia pada zaman itu. secara umum ada dua jenis kepercayaan manusia pada zaman tersebut yaitu animisme dan dinamisme.

Meskipun ada dua jenis kepercayaan yang dianut manusia purba pada zaman tersebut, pada dasarnya kepercayaan utama mereka adalah terhadap roh nenek moyang.

Mereka meyakini bahwa roh setiap orang yang sudah meninggal akan berangkat menuju suatu alam atau tempat yang jauh lebih baik dari kehidupan dunia.

Selain itu segala sesuatu yang terjadi di muka bumi selalu dikaitkan dengan nenek moyang yang telah meninggal. Misalnya jika terjadi bencana bumi seperti gunung meletus, dan gempa bumi, maka itu adalah pertanda bahwa nenek moyang sedang marah.

1. Animisme

Animisme adalah suatu sistem kepercayaan manusia yang sudah dikenal pada zaman paleolitikum. Sama seperti dinamisme, manusia mempercayai akan adanya roh nenek moyang yang patut untuk dipuja.

Secara khusus, animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai roh. Salah satu bukti adanya kepercayaan ini yaitu penemuan tulang belulang manusia di dalam gua.

Berangkat dari kepercayaan itulah, sehingga manusia purba biasa melakukan penyembahan terhadap benda-benda keramat.

2. Dinamisme

Dinamisme merupaka suatu sistem kepercayaan yang diyakini oleh manusia purba bahwa setiap benda memiliki kekuatan yang bersifat ghaib.

Adapun bukti bahwa kepercayaan tersebut sudah dianut oleh manusia zaman paleolitikum yaitu adanya penemuan menhir.

Peninggalam Zaman Peleolitikum dan Hasil Kebudayaan

Sebagai kehidupan masa lampau, zaman paleolitikum diketahui melalui berbagai jenis artefak yang ditemukan. Artefak tersebut kemudian dikenal sebagai peninggalan dan hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum.

Berikut adalah beberapa jenis peninggalan manusia purba dari zaman tersebut.

1. Kapak Genggam

Kapak genggam atau biasa disebut sebagai chopper merupakan salah satu jenis peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Kapak yang kebanyakan ditemukan di wilayah Pacitan ini dinamai kapak genggam.

Hal ini karena bentuknya yang menyerupai kapak tetapi tidak memiliki tangkai atau pegangan. Dengan kata lain cara penggunaannya yaitu digenggam.

Kapak ini dibuat dengan cara dipangkas atau ditumbukkan pada batu lainnya sehingga dihasilkan satu sisi yang tajam. Biasanya kapak genggam digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari seperti menggali tanah untuk mengambil ubi, menguliti binatang, dan juga memotong.

2. Kapak Perimbas

Sesuai dengan namanya, kapak perimbas digunakan manusia purba untuk merimbas kayu, menjadi senjata pada waktu tertentu, dan juga untuk memahat tulang.

Peralatan satu ini kebanyakan ditemukan di Pacitan, Sukabumi, Lahat, dan Gombong. Pacitan sebagai wilayah dengan kapak perimbas terbanyak menjadikan kapak ini disebut sebagai kebudayaan pacitan.

3. Flakes

Flakes adalah peralatan yang bentuknya kecil atau mini. Alat ini terbuat dari batu chalcedon yang dimanfaatkan sebagai alat untuk mengupas makanan, berburu binatang, menangkap ikan, mengumpulkan buah-buahan, dan menggali ubi.

Flakes sendiri adalah salah satu hasil dari kebudayaan Ngandong. 

4. Peralatan dari Tulang Binatang dan Tanduk Rusa

Berbagai peralatan yang terbuat dari tulang binatang dan tanduk rusa merupakan peninggalan dari zaman paleolitikum, khususnya dari kebudayaan Ngandong.

Kebanyakan alat ini berbentuk penusuk atau belati dan juga ujung tombak yang bergerigi. Alat-alat ini digunakan untuk menangkap ikan dan menggali tanah untuk mengeluarkan umbi.

Begitulah kira-kira kehidpuan di zaman paleolitikum sebagaimana yang digambarkan oleh para ahli. Perkiraan tersebut tentu berdasarkan berbagai alat bukti yang ditemukan.

Apakah artikel ini membantu?

Terima kasih telah memberi tahu kami!
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari Jurnalponsel.com, pastikan untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Litalia. (). Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri, Kebudayaan, Kepercayaan, Kehidupan, Peninggalan. Diakses pada , dari https://www.jurnalponsel.com/zaman-paleolitikum/

2 comments on “Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri, Kebudayaan, Kepercayaan, Kehidupan, Peninggalan”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.