Akhir-akhir ini, di Indonesia muncul dugaan mengenai terjadinya rush money. Walau pihak Bank Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa saat ini tidak benar jika rush money terjadi di Indonesia. Tetapi isunya masih saja terus berkembang. Fenomena rush money pernah terjadi sekitar tahun 1997-1998, pada masa krisis moneter. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan rush money?.
Daftar isi
Pengertian Rush Money
Fenomena rush money merupakan fenomena yang cukup berbahaya dan dapat mengganggu kepentingan masyarakat. Bahkan, fenomena ini juga bisa merugikan bagi pelakunya. Rush money sendiri merupakan suatu fenomena di mana masyarakat melakukan penarikan uang secara massal dari simpanannya di bank. Istilah ini juga dikenal dengan nama bank run atau bank panic.
Rush money terjadi saat masyarakat secara umum tidak lagi mempercayai sistem perbankan yang ada. Karena itu, mereka secara serempak menarik uangnya dari bank tempat mereka menabung secara besar-besaran. Ketakutan ini biasanya disebabkan karena anggapan bahwa bank yang dimaksud akan bangkrut. Untuk menghindari kerugian, masyarakat secara serempak menarik uang simpanannya.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat modern masa kini memang tidak bisa dipisahkan lagi dengan dunia perbankan. Hampir semua orang memerlukan bantuan bank untuk mengelola keuangan dan transaksi keuangan sehari-harinya. Hampir semua karyawan menerima gajinya yang ditransfer melalui rekening bank.
Menyimpan tabungan di bank juga dianggap lebih aman karena lebih bebas pencurian dan bebas dari resiko kerusakan uang. Bank juga menyediakan banyak fasilitas bantuan keuangan seperti fasilitas transfer uang, peminjaman uang, kredit, dan lain-lain.
Bank memang berfungsi untuk mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Apabila fenomena rush money terjadi, fungsi dari bank ini tidak akan bisa berjalan dengan semestinya. Dampaknya tentu akan sangat besar dan bisa mempengaruhi banyak pihak.
Arti Terjadinya Rush Money
Saat rush money terjadi, artinya kepercayaan masyarakat terhadap bank menjadi sangat turun. Mereka ingin menghindari kerugian sebelum bank tempat mereka menabung benar-benar secara resmi dinyatakan bangkrut. Padahal, jika masyarakat menarik uang secara massal atau saat rush money terjadi, risiko tersebut akan semakin tinggi dan bank tersebut bisa menjadi benar-benar bangkrut.
Uang yang disetor masyarakat atau disimpan di bank akan menjadi deposit atau simpanan. Memang, pemilik rekening dapat mengambil uang tersebut kapan pun ia mau. Namun, bukan berarti pihak bank harus selalu menyimpan uang tersebut dalam satu tempat.
Pihak bank biasanya hanya menyimpan aset mereka dalam jumlah yang sedikit. Sisanya, atau sebagian besar dari aset tersebut akan diputar atau disalurkan dalam bentuk pinjaman berbunga. Selisih antara bunga tabungan dan bunga pinjaman ini lah yang akan menjadi keuntungan bank.
Jika kondisi perekonomian berjalan normal, maka sistem simpan dan pinjam ini akan berjalan dengan lancar. Namun, fenomena rush money bisa merusak kelancaran sistem ini. Saat masyarakat menarik uangnya secara serempak, bank harus mencari cara untuk bisa menyediakan uang tunai tersebut.
Cara yang diambil bisa dengan menjual asetnya atau dengan pinjaman. Terkadang, bank menjual asetnya dengan harga yang sangat murah agar cepat mendapatkan uang. Akibatnya, bank tersebut menjadi rugi dan risiko bangkrutnya malah akan semakin tinggi.
Dampak Rush Money
Seperti telah disebutkan sebelumnya, dampak dari rush money bisa sangat besar dan merugikan. Berikut beberapa diantaranya:
1. Bank Kesulitan Menyediakan Uang Tunai
Bagi pihak bank sendiri, rush money bisa menyebabkan bank kesulitan menyediakan uang tunai dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, banyak aset bank yang harus dijual dengan harga yang murah agar cepat laku. Hal ini bisa menyebabkan bank tersebut bisa menjadi bangkrut. Bahkan, bank juga bisa berhadapan dengan resiko gagal bayar.
2. Hilangnya Kepercayaan Masyarakat Pada Bank
Suatu bank yang jatuh atau bangkrut tidak hanya akan merugikan pihak bank itu sendiri. Dampak dari jatuhnya bank bisa berpengaruh terhadap pihak-pihak terkait lainnya. Misalnya, bangkrutnya suatu bank bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap bank lainnya sehingga menyebabkan beberapa pihak lain terancam bangkrut juga.
Contoh Rush Money
Dampak rush money juga bisa terasa oleh satu negara. Bahkan, di Indonesia sendiri, hal ini pernah terjadi. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 yang lalu salah satunya disebabkan oleh fenomena rush money.
Sebelum terjadinya krisis moneter, Indonesia memiliki perkembangan perekonomian yang cukup pesat. Meskipun sebelumnya pernah menjadi negara miskin pasca penjajahan, Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan perkembangan ekonomi yang tercepat.
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu tidak memiliki fondasi yang cukup kuat. Saat gejala krisis ekonomi terjadi di Asia, Indonesia menjadi salah satu negara yang merasakan dampaknya.
Jatuhnya mata uang baht di Thailand pada tahun 1997 mempengaruhi mata uang lainnya di Asia. Saat itu juga nilai tukar dolar melonjak menjadi dua kali lipatnya. Akibatnya, mata uang rupiah juga ikut melemah. Lemahnya mata uang rupiah berpengaruh terhadap berbagai sektor industri.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang dolar menjadi jatuh dan bangkrut. Masyarakat pada saat itu juga turun kepercayaannya terhadap pihak bank. Ditambah lagi, praktik perbankan pada saat itu juga sangat buruk.
Karena turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank, terjadilah fenomena rush money di Indonesia pada saat itu. Masyarakat secara besar-besaran menarik uangnya dari bank. Akibatnya, perbankan mengalami kesulitan likuiditas yang cukup besar.
Secara keseluruhan, terjadi kelangkaan likuiditas di Indonesia. Bahkan, banyak bank yang tidak bisa membayar lagi pinjamannya. Bank yang memberikan pinjaman juga akhirnya merasakan dampaknya.
Pemerintah akhirnya mengambil berbagai jalan untuk mengatasi masalah ini. Memang akhirnya Indonesia bisa melalui krisis moneter dan kepercayaan masyarakat terhadap bank kini sudah meningkat. Namun, dampak dari kejadian tersebut sangat berpengaruh pada pemerintah Indonesia. Terutama karena utang pemerintah menjadi bertambah banyak.
Tujuan Rush Money
Tujuan dari rush money dari sisi masyarakat yaitu untuk melindungi uang simpanannya. Karena masyarakat yang tidak percaya kepada bank lebih memilih untuk menarik dan menyimpan sendiri uangnya.
Penyebab Terjadinya Rush Money
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penyebab terjadinya rush money yaitu turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Hal ini bisa disebabkan karena adanya dugaan bahwa bank tersebut akan bangkrut. Dari situ kemudian masyarakat menjadi tidak percaya lagi menyimpan uang di dalam bank.