Olahraga Tradisional Indonesia – Kamu pasti sudah sangat fimiliar dengan berbagai jenis olahraga bukan? Mulai dari olahraga ringan seperti jogging, senam, dan renang hingga olahraga berat misalnya angkat beban, sepak bola, dan tinju. Tapi bagaimana dengan olahraga tradisional Indonesia, pernahkah kamu memainkanya?
Semasa sekolah kamu juga sudah mengikuti mata pelajaran olahraga yang mengenalkanmu berbagai jenis olahraga. Bukan hanya olahraga sehari-hari yang biasa kamu mainkan bersama rekan sebayamu, tetapi juga olahraga tingkat dunia. Bahkan boleh jadi kamu salah satu pecinta olahraga.
Daftar isi
Olahraga Tradisional Indonesia

Sama seperti negara lain, Indonesia juga memiliki banyak jenis olahraga khas yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Olahraga – olahraga inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan olahraga tradisional Indonesia.
Kedua orang tua dan kakek nenekmu pasti masih mengenal jenis-jenis olahraga tersebut. Sayangnya seiring perubahan zaman olahraga tradisional perlahan tertinggal di belakang.
Hanya segelintir saja yang masih memainkan olahraga tersebut. Itupun kalau bukan di daerah pedalaman yang belum tersentuh teknologi, maka dimainkan saat perayaan Hari Ulang Tahun Indonesia.
Padahal Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau membuatnya kaya akan keragaman budaya. Budaya tersebut mulai dari tarian, kepercayaan hingga olahraga.
Sejarah Olahraga Tradisional Indonesia
Apakah kamu tahu bahwa setiap cabang olahraga tradisional Indonesia memiliki sejarahnya masing-masing? Misalnya sepak bola. Sepak bola pertama kali dimainkan pada abad ke-2 sampai ke-3 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Han di Cina.
Kemudian menyebar ke negara tetangganya yaitu Jepang, lalu Italia, Inggris, Meksiko, hingga Romawi. Perjalanan sepak bola pun cukup panjang. Beberapa kali ditentang hingga ada akhirnya terbentuklah Federation Internationale de Football Asociation (FIFA).
Begitu juga dengan jenis olahraga tradisional lainya yang punya sejarah masing-masing. Beberapa olahraga yang dipertandingkan di tingkat internasional juga memiliki sejarah panjang. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa olahraga tersebut pada awalnya hanya berupa permainan tradisional saja.
Olahraga tradisional memiliki banyak awal terbentuknya. Ada yang bermula dari pemainan anak-anak, ada pula yang berasal dari cara hidup masyarakat zaman dulu seperti berburu, hingga ritual dan kepercayaan.
Kondisi geografis suatu daerah juga menjadi unsur pembangun yang paling penting. Mengapa? Sebab setiap olahraga selalu terkait dengan kehidupan masyarakatnya. Misalnya Olahraga mendayung yang tidak mungkin berasal dari wilayah padang pasir.
Mendayung sudah pasti berasal dari wilayah yang memiliki laut atau sungai. Begitupun dengan hoki es. Tidak mungkin dari daerah tropis dengan dua musim. Pasti dari wilayah yang memiliki musim salju.
Klasifikasi Olahraga Tradisional Indonesia

Dari sejarah olahraga tradisional Indonesia di atas, kita bisa mengklasifikasikan olahraga tradisional dalam empat kategori besar berdasarkan karakteristiknya. Yaitu:
1. Olahraga dengan unsur bela diri
Beberapa olahraga tradisional Indonesia berawal dari unsur bela diri. Contohnya taekwondo, karate, dan pencak silat. Olahraga bela diri sendiri diperkirakan berasal dari upaya pertahan diri dalam peperangan misalnya.
Karakteristik dari olahraga bela diri adalah penggunaan unsur kekuatan tubuh dalam prakteknya. Oleh karena kondisi geografis mempegaruhi gaya bela diri, maka gerakan bela diri setiap daerah berbeda.
Jenis ini sendiri bisa kembali diklasifikasikan menjadi dua. Olahraga tangan kosong dan menggunakan senjata.
2. Olahraga yang mengandung ritual budaya
Tidak sedikit olahraga tradisional yang berawal dari suatu ritual kebudayaan. Misalnya lompat batu di Nias dan karapan sapi. Biasanya ritual yang yang berkembang menjadi olahraga adalah ritual yang melibatkan ketahan dan olah fisik. Sehingga perlahan-lahan berubah menjadi olahraga tradisional.
3. Olahraga balapan
Olahraga tradisional balapan sendiri memiliki ciri khas yaitu terdapat titik mulai dan titik akhir. Seluruh peserta olahraga akan berderet di titik start dan saling berlomba sampai di titik finish.
Peserta pertama yang sampai menjadi pemenangnya. Contoh olahraga tradisional balapan adalah pacuan kuda, balap karung, mendayung, dan bakiak.
4. Olahraga yang berawal permainan
Contoh olahraga tradisional yang berawal dari permainan adalah sepak bola, sepak takraw, dan bulu tangkis. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa olahraga permainan hanya berawal dari kegiatan sekelompok orang. Selanjutnya kegiatan tersebut terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat. akhirnya jadilah sebagai olahraga.
Oleh sebab itu jangan heran kalau ada olahraga tradisional yang merupakan permainanmu sewaktu kecil. Atau ritual budaya daerahmu tiba-tiba menjadi olahraga tardisional.
Jenis Jenis Olahraga Tradisional Indonesia
Berikut merupakan berbagai jenis olahraga tradisional yang ada di Indonesia serta asal daerahnya.
1. Olahraga lompat batu di Nias, berawal dari uji kedewasaan anak laki-laki

Olahraga lompat batu Nias pada mulanya merupakan suatu ritual adat yang ditujukan untuk anak laki-laki di wilayah Nias. Ritual yang sudah dikenal lama tersebut bertujuan untuk menguji sejauh mana tingkat kematangan dan kedewasaan dari anak laki-laki.
Lompat batu dalam masyarakat Nias disebut sebagai fahombo batu yang berarti melewati tumpukan batu. Sesuai dengan namanya, lompat batu dilakukan si anak laki-laki dengan melompati batu setinggi dua meter.
Jika anak laki-laki tersebut mampu melompati tumpukan batu tersebut, maka ia dianggap sudah resmi menjadi laki-laki dewasa dan pantas menjadi seorang kesatria.
Olahraga ini menjadi syarat wajib bagi anak laki-laki sebelum mengikuti tradisi potong kepala. Jadi setelah melewati lompat batu, laki-laki tersebut akan mendatangi wilayah lain untuk melakukan tradisi potong kepala.
Batu setinggi dua meter yang menjadi syarat kedewasaan laki-laki sebenarnya memiliki filosofi sendiri. Tujuannya tetap untuk mengikuti tradisi potong kepala. Adapun batu setinggi dua meter tersebut disyaratkan karena setiap wilayah di Nias selalu memasang benteng berupa pagar.
Baik itu pagar batu, pagar kayu, atau pagar bambu. Jadi jika laki-laki yang ikut tradisi potong kepala tidak lolos sewaktu lompat batu, maka tentu saja ia juga tidak akan selamat sewaktu memasuki wilayah lain.
Mengapa olahraga lompat batu disebut sebagai ritual? Karena sebelum pelaksanannya, terdapat ritual memohon restu kepada leluluhur. Jadi, kemampuan anak laki-laki melompati tumpukan batu sebenarnya juga tergantung restu dari leluhur.
Saat ini lompat batu sudah tidak menjadi syarat kedewasaan laki-laki lagi. Para pemuda Nias hanya menjadikannya sebagai permainan uji nyali. Anak laki-laki yang sanggup melompatinya tetap dianggap sudah dewasa dan akan mendapat penghargaan. Biasanya olahraga lompat batu Nias dilaksanakan setiap tahun.
2. Pencak silat, seni bela diri yang mematikan

Siapa yang tidak mengenal olahraga satu ini? Bahkan di kancah internasional pencak silat sudah terkenal dan sangat diakui. Pada dasarnya pencak silat merupakan suatu seni bela diri yang sangat mematikan.
Konon pencak silat dimulai dari pedalaman Sumatra dan tersebar ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Sementara untuk waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya pencak silat mulai digunakan. Tetapi para ahli yang mempelajari sejarah dan relief kuno pada candi Prambanan dan candi Borobudur memperkirakan pencak silat mulai muncul sekitar abad ke-7 Masehi. Bahkan bisa jadi jauh sebelum itu pencak silat sudah ada.
Menilik dari sejarah, pencak silat sebenarnya merupakan seni bela diri yang berasal dari rumpun Melayu. Gerakan pencak silat sendiri selain bertujuan untuk bela diri juga mengandung keindahan dari setiap gerakannya.
Adapun gerakan-gerakan pencak silat mengambil berbagai jurus bela diri dari binatang. Seperti harimau, bangau, kera, dan sebagainya. Itulah mengapa silat dinamai dengan jenis-jenis binatang seperti silat kera sakti.
Saat ini olahraga pencak silat semakin berkembang. Peminatnya pun datang dari berbagai kalangan. Bahkan juga dari berbagai negara seiring dengan diperlombakanya pecak silat dalam kejuaraan internasional.
Tujuan melakukan olahraga ini tetap mempertahan maksud aslinya yaitu sebagai bentuk bela diri. Kelebihan dari seni bela diri tradisional seperti pencak silat adalah prakteknya. Dalam prakteknya pencak silat tidak hanya menggunakan unsur fisik, tetapi juga unsur batin.
3. Bakiak, sandal raksasa dari Sumatera Barat

Bakiak merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. kamu mungkin sudah mengenal olahraga tradisional satu ini, karena masih sering diperlombakan dalam acara kemerdekaan. Tujuan dari olahraga bakiak sendiri adalah untuk menguji kekompakan suatu tim. Mengapa?
Olahraga bakiak dilakukan secara berkelompok. Bakiak merupakan sandal raksasa berukuran sekitar satu setengah meter. Sandal tersebut dipasangi selop untuk kaki.
Oleh karena berukuran besar, bakiak bisa digunakan oleh beberapa orang. Pesertanya pun tidak mengenal aturan batasan usia. Tua ataupun muda bisa ikut bermain. Aturan mainnya sederhana. Hanya menggunakan garis start dan garis finish. Kelompok yang pertama sampai di garis finish adalah pemenangnya.
Tetapi jangan salah. Bakiak sangat sulit digunakan. Setiap anggota kelompok harus memiliki kekompakan yang tinggi yaitu dengan mengangkat kaki secara bersamaan. Kalau anggota kelompok misalnya tidak mengangkat kaki kiri bersama-sama, maka sudah pasti kelompok tersebut dapat terjatuh.
4. Sepak Takraw, gabungan sepak bola dan voli yang berasal dari Sulawesi Selatan

Sepak takraw merupakan salah satu jenis olahraga tradisional Indonesia yang patut dibanggakan. Pasalnya olahraga ini sudah turut diperlombakan dalam ajang Sea Games dan Asian Games. Olahraga sepak takraw sendiri berasal dari provinsi Sulawesi Selatan dan mulai dimainkan sekitar tahun 1400 Masehi.
Jika melihat dari gerakannya, sepak takraw memadukan olahraga lain yaitu sepak bola dan bola voli yang sudah lebih dulu ada. Dalam prakteknya sepak takraw menggunakan net untuk membatasi dua regu yang bermain.
Sama seperti permainan voli. Hanya saja netnya lebih pendek. Bola yang digunakan terbuat dari anyaman rotan yang dipantulkan menggunakan kaki agar bisa melewati net. Aturan permainannya juga sama dengan bola voli yaitu menggunakan sistem poin.
Saat ini sepak takraw masih sering dimainkan masyarakat di Sulawesi Selatan. Terutama oleh anak laki-laki. Biasanya para pemuda memainkannya di sore hari. Dalam berbagai perayaan seperti Hari Kemerdekaan, porseni, dan lainnya, sepak takraw juga menjadi cabang perlombaan yang wajib ada.
5. Membajak sawah sampai balapan, Karapan sapi dari pulau Madura

Karapan sapi merupakan olahraga yang berasal dari pulau Madura. Pada awalnya karapan sapi dilakukan untuk mengolah sawah, karena konon sawah di Madura gersang dan memiliki tanah keras, sehingga masyarakat malas bercocok tanam. Mereka lebih memilih menjadi nelayan daripada petani.
Namun tiba suatu masa ketika seorang ulama bernama Syeikh Ahmad Badawi datang dan mengajarkan kepada masyarakat Madura cara berocok tanam.
Teknik mengolah lahan persawahan yang diajarkan ulama tersebut adalah dengan menggunakan dua ekor sapi. Kedua sapi tersebut dipasangi sebilah bambu. Kemudian kedua sapi tersebutlah yang membajak sawah. Tujuan dari sistem tersebut selain untuk membajak sawah, juga dilakukan untuk memilih sapi yang paling kuat.
Lambat laun kegiatan tersebut berkembang menjadi olahraga yang sangat diminati masyarakat. Saat ini karapan sapi menjadi olahraga yang menarik minat tersendiri.
Karapan sapi merupakan olahraga balapan antara sapi. Dimana dua ekor sapi diikat dan dipasangi bajak, kemudian seorang joki akan menaiki bajak tersebut untuk mengendalikan sapi. Joki tersebut akan menuntun sapi dari posisi start ke garis finish.
Pertandingan ini berlangsung hanya sekitar 30 detik sampai satu menit dengan jarak tempuh 100 meter. Adapun lokasi pertandingan adalah area persawahan atau lahan yang berlumpur.
Waktu pertandingan biasanya pada kisaran bulan Agustus hingga Oktober. Kini olahraga karapan sapi mulai dilarang karena dianggap menganiaya binatang. Tetapi masyarakat tetap melakukannya.
6. Ritual bercocok tanam, Cado dari Papua
Olahraga tradisional Cado berasal dari suku Marin yang mendiami kabupaten Merauke, Papua. Pada awalnya cado merupakan ritual yang dilakukan para laki-laki menjelang masa bercocok tanam. Pemenang dari ritual tersebut akan memperoleh lahan untuk digarap.
Olahraga tradisional Indonesia ini dilakukan secara berkelompok di atas lapangan. Biasanya ada dua tim dengan anggota masing-masing lima orang. Permainannya menggunakan tongkat stik yang berasal dari bambu. Tongkat tersebut digunakan untuk menyodok bola yang terbuat dari akar bambu untuk dimasukkan ke dalam lobang.
Pada zaman dahulu olahraga yang berawal dari ritual ini dilakukan setelah berdoa kepada leluhur. Hal dimaksudkan agar para leluhur memberi restu sehingga apa yang mereka persembahkan berhasil dengan baik.
Permainannya juga berbeda. Jika sekarang dilakukan di atas lapangan, maka pada masa itu peserta harus berlari dengan jarak berkilometer untuk memperebutkan bola.
7. Mengenang zaman penjajahan dengan balap karung

Siapa yang tidak mengenal olahraga tradisional Indonesia balap karung? Jenis olahraga balapan ini menjadi salah satu permainan wajib saat perayaan kemerdekaan Indonesia. Tetapi tahukah kamu sejarah dari olahraga balap karung?
Sebenarnya balap karung memiliki filosofi tersendiri. Oahraga ini dilakukan untuk mengenang zaman penjajahan Jepang. Pada masa itu penduduk Indonesia hanya bisa mengenakan karung goni sebagai pakaian dan itu dianggap sudah sangat mewah.
Selain itu cara bermain balap karung yang memiliki garis start dan garis finish yang harus dilalui pemain dengan berlari menggunakan karung. Sulit? Benar. Hal ini dimaksudkan bahwa kehidupan masyarakat pada zaman penjajahan sangat sulit.
8. Tarik tambang, uji kekuatan dan kekompakan tim

Olahraga satu ini sudah tidak diragukan lagi pamornya dalam masyarakat Indonesia. Siapa coba yang tidak mengenal tarik tambang? Olahraga tradisional Indonesia ini selalu menjadi salah satu perlombaan saat perayaan kemerdekaan atau acara serupa.
Cara permainannya sederhana sekali. Hanya membutuhkan tambang. Dua tim dengan jumlah sama, biasanya masing-masing lima orang atau lebih, memgang tambang pada sisi berlawanan sesuai tim. Kemudian mereka menarik tambang.
Tim yang berhasil menarik tim lawan sampai melewati garis tengah akan menjadi pemenangnya. Oleh sebab itu olahraga tarik tambang menjadi permainan wajib, karena mengajarkan unsur kekompakan.
9. Tiban, olahraga tradisional untuk memanggil hujan dari Jawa Timur

Pada dasarnya tiban merupakan suatu ritual yang diselenggarakan untuk memanggil hujan di wilayah Kerajaan Kediri pada zaman Hindu. Oleh sebab itu tiban merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Jawa Timur.
Merunut pengertian secara etimologis, tiban berarti jatuh, yang dimaksudkan jatuh di sini adalah air hujan.
Mulanya ritual tiban hanya dilakukan dengan berjemur di bawah terik matahari. Biasanya ritual ini dilakukan pada musim kering. Karena jika musim kering masyarakat kesulitan untuk bercocok tanam.
Tetapi sekadar berjemur di bawah terik matahari dianggap tidak terlalu menyedihkan. Sehingga masyarakat percaya bahwa mereka harus melakukan hal yang lebih sadis lagi. Akhirnya dilakukanlah ritual dengan cara mencambuk diri sampai berdarah-darah.
Dalam prakteknya olahraga tradisional tiban dilakukan oleh dua pasang peserta. Biasanya dilakukan di area persawahan, tetapi saat ini sudah berkembang menjadi di panggung. Kedua pasang peserta tersebut membawa cambuk yang terbuat dari lidi pohon aren.
Kemudian para peserta tersebut saling mencambuk diri secara bergantian. Hal tersebut dilakukan terus sampai hujan turun.
Oleh karena tiban dilakukan dengan mencambuk diri, maka peserta diharuskan memiliki ketahanan fisik yang kuat. Karena ritual tersebut tidak main-main. Meskipun begitu seiring berjalannya waktu, esensi dari tiban mulai berkurang.
Hujan yang diharapkan turun tidak selalu datang meski sudah melakukan tiban. Walaupun begitu masyarakat tetap menaruh minat pada tiban.
10. Phantol, bela diri dari Jawa Timur

Selain pencak silat ada seni bela diri yang berasal dari Jawa Timur, dikenal sebagai Phantol. Pada awalnya Phantol berkembang pada masa Kerajaan Majapahit. Olahraga tradisional phantol sendiri merupakan sayembara yang dilakukan untuk mencari orang paling kuat.
Pemenang dari sayembara tersebut diangkat sebagai penjaga pelabuhan dari ancaman luar. Meskipun dianggap mengandung unsur bela diri, Phantol dalam prakteknya lebih mendekati gulat.
Saat ini phantol tidak lagi menjadi ajang adu kuat. Justru olahraga tradisional phantol dilakukan sebatas untuk bersenang-senang saja. Biasanya phantol dilakukan di daerah pinggir pantai.
Adapun waktunya adalah akhir bulan pada saat bulan purnama. Hal ini dimaksudkan untuk mengenang sejarah phantol di masa lalu.
11. Jemparingan, memanah dengan hati nurani dari Mataram Jawa
Kamu pasti sudah tidak asing dengan olahraga panahan. Bahkan boleh jadi kamu salah satu penggemar olahraga tersebut. Tetapi jangan menyamakan jemparingan dengan olahraga panahan yang dilakukan dewasa ini.
Jemparingan atau memanah yang dalam bahasa Jawa ‘manah’ berarti hati. Oleh sebab itu jemparingan disebut sebagai olahraga yang membutuhkan ketajaman hati nurani, karena yang dibutuhkan untuk mencapai objek sasaran adalah hati.
Jemparingan merupakan olahraga tradisional memanah. Tetapi prakteknya tidak sama dengan panahan yang dikenal saat ini. Jemparing dilakukan dengan posisi bersila.
Kemudian objek panah adalah bilah bambu atau kayu yang digantung dengan kain merah dan putih ditengahnya. Bilah bambu tersebut memiliki panjang sekitar 30 cm dan lebar sekitar 5 cm.
Jarak pemanah dari objek sasaran sekitar tiga puluh meter. Cara memanah yaitu pemanah memposisikan dirinya menghadap samping ke arah sasaran, kemudian anak panah ditarik mendekat ke dada sebelum dilepaskan menuju sasaran.
Filosofi dari cara tersebut adalah si pemanah sebelum memanah sasaran harus memanah hatinya sendiri terlebih dahulu. Olahraga tradisional ini juga sangat mengedepankan insting dan perasaan, karena objek sasaran yang kecil.
Jemparing sendiri berkembang di wilayah Mataram Jawa seperti Solo dan Jogjakarta.
12. Pertarungan massal, Geudeu-Geudeu dari Aceh
Satu lagi olahraga tradisional yang mengandung unsur bela diri. Geudeu-geudeu atau deudeu. Olahraga yang memiliki kemiripan dengan gulat dan phantol ini berasal dari kabupaten Pidie, provinsi Aceh.
Jika phantol pesertanya satu lawan satu, maka geudeu-geudeu mempertandingkan di kelompok. dimana setiap kelompok beranggotakan masing-masing tiga orang. Bagaimana cara peserta berkelompok melakukan adu kekuatan?
Jawabannya, semua peserta dari kedua kelompok akan sekaligus bertarung. Kamu yang belum pernah menyaksikan olahraga ini bisa membayangkan suatu perkelahian massal. Kurang lebih seperti itu.
Oleh karena dilakukan secara massal, maka para peserta harus memiliki fisik yang benar-benar prima untuk bisa bertanding. Karena sudah dipastikan dan tidak bisa dipungkiri bahwa peserta yang mengikuti pertangingan ini akan mengalami cedera.
Baik itu cedera ringan atau berat. Baik kelompok pemenang atau kelompok yang kalah. Bahkan pernah terjadi peserta geudeu-geudeu meninggal dunia.
13. Olahraga air, pacu jalur dari kepulauan Riau
Pacu jalur merupakan salah satu olahraga tradisional jenis balapan yang berasal dari wilayah Kepulauan Riau. Secara epistimologi pacu jalur berasal dari bahasa setempat. Dimana kata jalur berarti ‘perahu’. Sehingga secara keseluruhan pacu jalur berarti pacu perahu.
Olahraga tradisional pacu jalur dilakukan di permukaan sungai dengan panjang lintasan sekitar satu kilometer. Waktu pelaksanaan pacu lajur biasanya pada perayaan kemerdekaan Indonesia setiap tahun. Sungai yang menjadi tempat perlombaan pacu jalur adalah sungai Batang Kuantan.
Spesifikasi perahu yang digunakan dalam perlombaan berkisar dari panjang 25 sampai 40 meter. Sementara lebar perahu kisaran 1,3 sampai 1,5 meter. Tergantung jumlah pemain dalam setiap kelompok yang ikut perlombaan.
Biasanya perahu bisa memuat sekitar 40 sampai 60 orang di atasnya. Perahu-perahu yang digunakan juga telah dihiasi dengan berbagai pernak pernik cerah untuk menambah semarak perlombaan.
Adapun peserta di atas perahu memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Komandan memiliki tugas untuk memberi instruksi kepada anggota lain.
Pengemudi perahu bertanggung jawab pada tugasnya sendiri begitupun para pendayung. Ada juga penyanyi yang bertugas menyanyikan lagu sepanjang perlombaan. Lagu yang mereka nyanyikan menjadi patokan bagaimana irama kayuhan dari para pendayung.
14. Galah asin, uji ketangkasan dari Jogjakarta
Galah asin merupakan salah satu olahraga tradisional yang sangat disukai oleh anak-anak. Pada zaman dahulu galah asin dimainkan oleh para prajurit kerajaan di lapangan terbuka.
Tujuan dari olahraga tradisional yang berasal dari Jogjakarta ini adalah untuk menguji ketangkasan prajurit. Galah asin disebut juga gobak sodor. Secara leksikal gobak memiliki arti pergerakan yang bebas dan sodor adalah tombak. Sehingga gobak sodor adalah olahraga degan gerakan bebas sambil membawa tombak.
Olahraga tradisional galah asin minimal dimainkan oleh dua tim. Dimana setiap tim dapat beranggotakan lima sampai tujuh orang. Seperti sejarahnya, galah asin sampai sekarang masih dilakukan dia area terbuka.
Biasanya di lapangan dan dibuatkan petak dengan ukuran 9 x 4 meter. Cara mainnya terlihat sederahana, tetapi tidak mudah. Setiap anggota tim harus melewati hadangan dari anggota tim lain, hingga bisa sampai ke ujung dan kembali tanpa tertangkap.
Kalau ditotalkan setiap anggota tim harus melewati hadangan sebanyak dua kai lipat jumlah anggota tim lain. Jadi kalau masing-masing tim berjumlah 7 orang, maka akan ada 14 hadangan yang wajid dilalui.
Dalam prakteknya galah asin sangat disukai oleh anak-anak. Terutama di daerah perkampungan. Sayangnya saat ini olahraga tradisional galah asin sudah mulai menghilang dan jarang dimainkan lagi.
Padahal galah asin bukan hanya sebatas permainan dan olahraga tradisional, melainkan memiliki tujuan baik. di antaranya untuk menguji ketangkasan, kemampuan menyusun strategi, dan kekompakan tim.
15. Enggrang, melatih keseimbangan tubuh di atas ketinggian

Enggrang merupakan olahraga tradisional yang dikenal berasal dari daerah Jawa. Tetapi tidak yang bisa memastikan kebenarannya, karena enggrang juga terdapat di berbagai daerah lain. Hanya saja nama yang digunakan berbeda, menyesuaikan lokasi daerahnya.
Bahkan di luar negeri enggrang juga ada. Sama seperti balap karung dan bakiak, kamu mungkin sudah tidak asing dengan olahraga tradisional jenis balapan satu ini. Enggrang masih kerap dipertandingkan pada perayaan kemerdekaan.
Olahraga tradisional ini terbilang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh berbagai usia. Permainannya juga sederhana hanya membutuhkan sepasang bambu, kayu, atau besi yang memiliki panjang sekitar dua meter.
Kemudian bilah bambu tersebut diberi tempat berpijak, karena cara bermainnya adalah peserta harus menaiki pijakan tersebut dan menjalankan bilah bambu.
Bahasa sederhananya kamu berjalan di atas sepasang bilah bambu. Untuk menentukan siapa pemenangnya kamu akan berlomba dari garis start menuju garis finish. Siapa yang paling pertama sampai di garis finish adalah pemenangnya.
Ketinggian dan kekuatan bilah bambu yang dipilih juga menyesuaikan dengan siapa yang akan menggunakannya. Oleh sebab itu usia dan berat badan sangat penting. Olahraga tradisional enggrang bertujuan untuk melatih keseimbangan dan keberanian. Terbayang tidak jika tinggimu mencapai lebih dari dua meter?
Nah, itulah beberapa olahraga tradisional Indonesia dan asalnya. Tertarik memainkannya? Tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada masih banyak olahraga tradisional lain yang belum diketahui. Silakan tulis olahraga tradisional kamu dalam kolom komentar di bawah ini jika belum saya sebutkan.
2 pemikiran pada “Olahraga Tradisional Indonesia dan Asalnya”