Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Lapangan, Gaya & Teknik Dasar

Lempar cakram termasuk dalam cabang olahraga atletik yang mungkin tidak begitu populer. Tetapi di olimpiade olahraga ini kerap dipertandingkan dan mencetak banyak sekali atlet lempar cakram berprestasi.

Seperti halnya lempar lembing, pada olahraga lempar cakram juga ada berbagai macam aturan yang harus diperhatikan. Baik aturan bentuk cakram, lapangan, hingga teknik pelaksanaan lainnya.

Olahraga yang juga disebut Discuss Throw ini termasuk jenis cabang olahraga tertua di dunia. Bahkan lempar cakram sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dengan berbagai literatur sebagai bukti kuatnya.

Pengertian Lempar Cakram

Pengertian Lempar Cakram

Apa itu lempar cakram? Dalam bahasa Inggris, lempar cakram disebut Discuss Throw. Olahraga ini masuk ke dalam cabang olahraga atletik nomor lempar.

Dalam prakteknya, atlet harus melempar cakram maksimal tiga kali dalam setiap pertandingan. Jarak terjauhlah yang akan diukur. Lempar cakram juga memerlukan lapangan khusus serta aturan-aturan tertentu.

Menurut Didi Sugandi, cakram sendiri merupakan benda kayu yang berbentuk piring dengan bingkai sabuk besi.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa lempar cakram merupakan nomor lomba atletik yang menggunakan benda kayu bersabuk besi kemudian dilemparkan untuk mendapatkan jarak terjauh sesuai aturan yang berlaku.

Sejarah Lempar Cakram

Sejarah Lempar Cakram

Di dalam buku berjudul Odyssy, gerakan-gerakan dasar atletik meliputi jalan, lompat, lari, dan lempar. Gerakan atletik tersebut sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Bahkan sejak adanya manusia, gerakan-gerakan tersebut sudah dikenal. Gerakan lempar, lompat, dan lari pada masa itu digunakan untuk bertahan hidup.

Manusia pada zaman itu begitu tergantung dengan efisiensi jasmaninya. Jika kurang terampil berjalan, tidak cepat berlari, atau kurang tangkas melompat dan melempar, maka akan tewas menjadi mangsa binatang buas atau bahkan menjadi korban bencana alam.

Maka sejak era prasejarah, manusia menyadari betul manfaat dari ketahanan jasmani tersebut. Hal ini membuat dugaan bahwa atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia.

Meskipun gerakan atletik sudah dikenal sejak adanya manusia, namun perlombaan atletik termasuk lempar cakram baru terjadi pada zaman purba. Kurang lebih pada 1000 tahun sebelum masehi.

Dalam buku Pujangga Yunani karya Homeros, diceritakan petualangan Odysseus yang terdampar di kepulauan Phaeacia milik raja Alcinaus. Setelah ia menghadap raja, diadakanlah penyambutan meriah. Dalam penyambutan tersebut diselenggarakan berbagai perlombaan.

Pemuda-pemuda Phaeacia mempertunjukan kemahiran mereka dalam gulat, lompat, tinju, lari cepat, hingga lempar cakram.

Setelah rangkaian penyambutan selesai, Sang Raja meminta Odysseus memberikan demonstrasi lempar cakram. Mula-mula dia menolak secara halus. Namun karena desakan raja, permintaan tersebut dipenuhinya. Odysseus pun memasuki gelanggang tanpa melepaskan pakaian perangnya dan mengambil cakram.

Kemudian dengan gaya yang sempurna, ia meluncurkan cakram tersebut dan jatuh jauh dengan jarak yang dicapai para altlet di Phaeacia. Dari kutipan buku tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa bangsa Yunani purba sudah mengenal cabang olahraga atletik.

Terlihat dengan adanya nomor olahraga lompat, lari, serta lempar cakram yang dikenal sampai saat ini.

Lapangan Lempar Cakram

Bentuk lapangan lempar cakram adalah lingkaran. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan dengan sudut 40 derajat. Permukaan lantai tempat melempar harus benar-benar datar dan tidak licin.

Bisa terbuat dari semen, aspal, atau material datar lainnya. Lingkaran lemparan harus dikelilingi sangkar/pagar kawat agar keselamatan petugas, peserta serta penonton terjamin.

Lapangan Lempar Cakram

Ukuran lapangan lempar cakram sebagai berikut:

  • Untuk garis tengahnya sepanjang 2,5 meter. Lingkaran untuk melempar di perlombaan resmi terbuat dari baja atau metal.
  • Perpanjangan garis tengah sekitar 0,75 meter.
  • Sudut lemparan 40 derajat
  • Garis batas lempar atau lebar garis lima sebesar 5 cm

Untuk berat cakramnya sendiri berbeda antara atlet putra dan putri. Untuk atlet putra berat cakramnya 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm. Sementara berat cakram untuk atlet putri sebesar 1 kg dengan garis tengah 180-182 mm.

Cakram terbuat dari kayu hingga karet hitam padat. Bingkai cakram sendiri berasal dari material besi. Namun untuk perlombaan biasanya menggunakan cakram dari kayu. Sedangkan untuk latihan umumnya menggunakan cakram dari bahan karet hitam.

Aturan Lempar Cakram

Aturan Lempar Cakram

Dalam lempar cakram pun terdapat beberapa peraturan yang harus dipenuhi dan dihindari sebagai berikut:

1. Aturan yang harus dilakukan

  • Melakukan putaran sempurna dan dianjurkan melakukan putaran besar antara tubuh bagian bawah dan atas
  • Cakram harus didorong melewati lingkaran
  • Peserta harus mencapai jarak cukup ketika melayang melintasi lingkaran
  • Peserta harus mendarat dengan jari-jari kanan kemudian memutar secara progresif
  • Peserta harus mendarat menggunakan kaki kanan dan wajib tepat di titik pusat lingkaran. Kaki kiri sedikit ke arah garis lemparan

2. Hal yang harus dihindari saat lempar cakram

  • Tubuh terlalu membungkuk ke arah depan
  • Peserta jatuh ke belakang di awal putaran
  • Tubuh berputar di tempat
  • Peserta melompat terlalu tinggi
  • Peserta menumpukan berat badan di bagian kaki depan serta membiarkannya jatuh
  • Kaki peserta terlalu tegang sehingga penempatan menjadi tidak sempurna
  • Peserta melakukan lemparan sebelum waktunya. Pada sebagian besar kasus, peserta melakukan lemparan terlalu dini.

Juri dan aturan main lempar cakram pun memiliki ketetapan tersendiri. Berikut aturan juri serta teknis permainan lempar cakram.

3. Juri

  • Juri 1 bertugas memanggil peserta serta menjadi pengawas gerakan-gerakan kaki yang mengalami kesalahan. Baik di sisi lingkaran saat melakukan gerakan putaran atau seperti halnya di belakang garis lingkaran lempar.
  • Juri 2 bertindak sebagai pengawas gerakan kaki peserta yang salah di sisi lingkaran. Misalnya ketika cakram tengah dilemparkan. Juri harus selalu siap dengan pengeras suara agar bisa memberitahukan peserta supaya bersiap. Memegang benda yang menjadi pertanda syarat sah atau tidaknya juga dilakukan oleh juri 2.
  • Juri 3 bertugas menempatkan alat pengukur setelah bendera penanda tempat jatuhnya cakram ditempatkan. Alat pengukur disebut dengan ujung pita meteran.
  • Juri 4 dan 5 bertugas sebagai pengamat dan harus seksama melihat tempat jatuhnya cakram paling dekat. Bagi peserta kidal, posisi juri atau wasit harus mengalami perubahan. Tujuannya agar tetap sinkron dengan keadaan selama perlombaan.

4. Aturan main lempar cakram

  • Pelemparan cakram harus dimulai dengan sikap berdiri. Peserta harus siap dalam lingkaran dan tidak diperbolehkan menginjak garis lingkaran. Peserta juga tidak diperbolehkan meninggalkan lingkaran sebelum posisi berdirinya absah lewat ½ lingkaran bagian dalam oleh juri.
  • Pengukuran pelemparan dilakukan dengan mengukur lemparan paling dekat dengan tepi pada balok.
  • Jika peserta terdiri 8 orang lebih, biasanya akan diberikan hak lempar tiga kali masing-masing peserta. Juri akan memilih 8 pelempar paling baik untuk dimasukan ke final.
  • Kesempatan melempar menjadi 6 kali dan langsung masuk final ketika peserta lomba jumlahnya kurang dari 8 orang.

Gaya Lempar Cakram

Gaya Lempar Cakram

Terdapat beberapa gaya yang bisa kita pelajari dalam lempar cakram. Gaya tersebut terdiri atas dua jenis teknik lemparan. Antara lain sebagai berikut:

1. Teknik Lempar Gaya Samping

  • Sikap permulaan lempar gaya samping dengan berdiri menyamping ke arah saasaran.
  • Sesaat akan mulai berputar, lengan kanan diayunkan jauh ke belakang. Sumbu putaran pada kaki kiri .
  • Selama berputar, lengan kanan harus selalu di belakang.
  • Pada posisi melempar, badan merendah dengan lengan kanan di belakang. Pandangan tetap diarahkan ke sasaran.
  • Setelah cakram dilepas, kaki kanan melangkah ke depan dan berpijak di bekas telapak kaki kiri.

2. Teknik Lempar Gaya Belakang

  • Sikap pertama gaya belakang dengan berdiri membelakangi arah lemparan. Sesaat ketika akan berputar, lengan kanan diayun jauh ke belakang.
  • Pandangan mulai melirik ke kiri. Ketika mulai berputar, ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu.
  • Sesaat kaki kanan mendarat, kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri sebagai pijakan.
  • Setelah cakram lepas dari tangan, kaki kanan segera diayun ke depan serta kaki kiri diayun ke belakang.

Teknik Dasar Lempar Cakram

Teknik Dasar Lempar Cakram

Dalam lempar cakram terdapat teknik dasar yang terdiri atas teknik memegang, awalan, lemparan, serta akhiran. Berikut penjelasannya:

1. Teknik Memegang Cakram

Pertama-tama pelajari teknik memegang cakram terlebih dahulu dengan beberapa langkah sebagai berikut :

  • Letakan cakram di telapak tangan kiri aar mudah memegangnya. Pemegangan dengan tangan kiri bermanfaat bagi pelempar kanan.
  • Letakan tangan kanan diatas cakram bagian tengah. Kemudian buka keempat jari dengan sedikit jarang. Tujuannya agar bagian pinggir cakram tertutup
  • Ibu jari bebas diletakan dimana saja.

2. Teknik Awalan

Teknik ini dianjurkan untuk semua pelempar cakram. Dengan melakukan awalan yang sempurna, maka hasil lemparannya akan maksimal. Lempar cakram dimulai dengan posisi badan memutar.

Putaran tadi bisa dilakukan menggunakan 1, 1 ¼, maupun 1 ¾ putaran. Teknik awalan begitu berpengaruh kepada hasil lemparan. Berikut step by step dalam melakukan awalan :

  • Posisikan badan ke arah samping atas lemparan. Buka kedua kaki selebar bahu. Usahakan rileks dan tekuk kaki sedikit.
  • Fokus gerakan awalan berjalan dengan baik. Kemudian ayunkan cakram ke samping kanan, belakang dan kiri berulang-ulang. Ulangi gerakan sebanyak 2-3 kali.
  • Putar badan. Dalam teknik ini seringkali terjadi kegagalan karena pegangan cakram kurang kuat atau karena tidak melakukan ayunan secara benar. Kegagalan pun bisa terjadi karena tidak disertai gerakan lanjutan.
  • Putar badan dan lakukan secara cepat. Putar bagian bawah tubuh mendahului bagian atas tubuh.

3. Teknik Melempar Cakram

Berikut step by step untuk melakukan teknik lemparan cakram :

  • Tolakkan kaki kanan agar panggul bisa diangkat keatas. Kemudian dorong kaki kanan ke arah depan atas
  • Condongkan badan ke arah kanan dan putar ke arah kiri disertai putaran gerakan panggul ke kiri.
  • Tumpuan pada di kaki kiri. Posisikan ke arah lemparan penuh kemudian lempar cakram ke arah depan atas.
  • Lemparkan cakram setinggi dagu dengan sudut 90 derajat. Lemparan dilepaskan dengan putaran seperti arah jarum jam.
  • Lepaskan cakram ketika berada di muka bahu dan dorong dengan jari telunjuk.
  • Jika cakram sudah dilempar sebelum mencapai muka bahu, maka lemparan akan gagal dan jarak lemparan akan lebih dekat. Bahkan lemparan bisa saja tidak keluar di daerah yang telah ditentukan.
  • Jika pelepasan cakram terlambat, hasil lemparan akan keluar dari daerah dengan hasil tidak memuaskan.
  • Cakram harus dilepaskan dengan posisi badan condong ke depan. Arahkan pandangan menuju arah lemparan.

4. Sikap Akhir Lempar Cakram

Sikap akhir lempar cakram merupakan teknik dasar terakhir yang harus diketahui. Berikut cara melakukannya :

  • Pindahkan kaki kanan ke depan serta sedikit ditekuk. Tujuannya agar badan tidak keluar daerah lingkaran. Arahkan pandangan menuju jatuhnya cakram serta letakkan kaki kiri di belakang.
  • Posisikan badan berdiri seperti semula. Kemudian keluar dari lingkaran melewati bagian belakang. usahakan agar tidak keluar lingkaran dengan berlari atau melompat.

Demikian sejumlah uraian mengenai lempar cakram yang bisa kita pelajari bersama. Semoga bermanfaat.

Apakah artikel ini membantu?

Terima kasih telah memberi tahu kami!
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari Jurnalponsel.com, pastikan untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Litalia. (). Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Lapangan, Gaya & Teknik Dasar. Diakses pada , dari https://www.jurnalponsel.com/lempar-cakram/

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.